Ceritahot6969 - Sebenarnya hidup diperantau itu lebih menantang, dikarenakan banyak pelajaran yang kita dapatkan, salah satunya Ceritaku mengenai Keisengan Bapak Kost Ngeseks Dengan Cara Memaksaku. Berawal saat ingin berangkat kerja, segera ku kunci kamar kost ku dulu dan tiba-tiba... si Bapak kost yang genit dan terkadang bersikap kurang ajar dengan anak-anak kost wanita lainnya sedang duduk diteras rumahnya sambil ngopi dan merokok..
“Pagi pak..?” sapa ku dengan sopan."“Eh.. mba Mira mau kemana?..” Jawab bapak kost dan lanjut bertanyaa. “Kebetulan aku mau minta tolong sebentar bisa?”
Mira yang mau buru-buru berangkat kerja terpaksa menghentikan langkahnya dan harus menjawab Bapak kost.
“Apaan pak?” tanyanyaku kembali dengan apa yang terjadi, kembali ku melihat pandangan mata pak tua itu yang jelalatan ke arah dadanku yang membuat terkadang aku membenci dengan cara pandangnya yang seperti itu..
“Ini loh..kamu bisa pasangin lukisan ini ga kepaku yang dah saya pasang itu, takutnya tangganya goyang banget karena berat badan saya, maklum agak gendut gini ribet jadinya” katanya sambil cengengesan dan kembali pandangan matanya melirik leherkuu yang mulus.”
"Baik Pak, tapi tidak bisa lama-lama yah karena saya mau berangkat kerja..Memang saat itu jam kerja ku masih lama lagi masuk, karena aku sengaja berangkat terlalu cepat agar tidak melihat si Pak kost genit ini.
Saat melihat Bapak kost satu ini yang sifatnya mesum dengan cara pandang melihat pahaku saat naik tangga yang goyang-goyang. Dari cara lihatnya seperti ingin menerkam paha ku, tapi dia masih menahan diri itu mungkin karena berada diluar ruangan.
Ia menyerahkan lukisan ke Mira untuk dipasang, tapi karena nyantolinnya masih agak tinggi maka gadis itu harus memasangnya dengan mengangkat tangannya setinggi mungkin, ia tidak sadar bahwa karena gerakannya itu blusnya yang pendek ikut tertarik ke atas sehingga terlihat kulit pinggangnya yang ramping sampai ke perut di bawah dadanya.
Dengan sengaja Bapak Kost menggoyangkan tangganya sehingga memperlama dirinya untuk bisa menikmati pemandangan pinggang berkulit mulus gadis itu. Setelah selesai terpasang, Mira menurunkan kaki kirinya ke pijakan kedua yang ternyata tanpa sepengetahuannya telah dilonggarkan pakunya.
Sambil terus menikmati paha Mira yang terbuka kembali, Bapak Kost bersiap-siap. “Eiiihh…eiihh..” Mira menjerit kecil saat pijakannya lepas dan ia terjatuh ke belakang dan saat itu dengan sigap Bapak Kost menangkapnya sehingga tidak sampai terjatuh lebih parah.
Merah muka gadis itu karena satu tangan yang menahan dirinya memegang tepat ke pantatnya dan sepertinya ia merasa tangan itu sedikit meremasnya. Dengan cepat ia menjauhkan badannya dari “pelukan” Bapak Kost yang mengambil kesempatan itu.
“Waduh, untung sempet saya pegangin mba nya, kalo ngga bisa berabe tuh..” ujar Bapak Kost cengengesan yang masih menikmati hangatnya tubuh dan kenyalnya pantat Mira tadi walau sesaat tadi. “Mmm..iya pak, makasih..udah kan pak ya..” tukas Mira sambil ngeloyor pergi dengan diikuti pandangan Bapak Kost yang menikmati gerakan pinggul gadis yang montok itu. “Hmmm..tunggu aja ntar ya..lo bakal kena ama gua” pikir pria tambun setengah tua ini dalam hati.
Sudah banyak planning yang kotor, genit darinya yang memang punya sedikit kelainan seks ini. Di dalam kamar, Mira masih sebel sama kejadian tadi. Sudah terlalu sering ia mendapat perlakukan atau kata-kata yang menjurus mesum dari bandot tua itu.
Tapi ia berusaha menahan diri mengingat bahwa tempat kost ini cukup murah dengan fasilitas yang ada juga ditambah lagi dengan lokasi yang di tengah kota dan dekat ke tempat kerja atau mau ke mana-mana. Maka ia memutuskan untuk tetap bertahan asalkan si mesum itu tidak terlalu kurang ajar.
Bila ketemu pasti Mira merasa risih dan agak ngeri ngeliat mata Bapak Kost yang seperti menelanjangi sekujur tubuhnya, tapi terkadang selain ngeri dan risih gadis itu juga merasakan bangga dan senang karena kecantikan dan tubuhnya menjadi perhatian sampai seperti itu walau Bapak Kost bukan levelnya untuk bisa menikmati dirinya.
Beberapa kali kalau berpapasan sama Bapak Kost dan berbincang-bincang, selalu saja tangannya tidak pernah diam menjamah, walau hanya menjamah pundak atau lengannya tetap saja gadis itu merasa risih karena sambil melakukan itu bapak kost itu merayu dengan kata-kata yang kampungan.“Ahh..udahlah, ga penting juga..mendingan gua mandi” kata Mira dalam hati
Sambil berkaca ia mulai melepas satu per satu kancing blusnya dan melepasnya sehingga bagian atasnya kini hanya tertutup BH biru muda yang susah payah berusaha menutupi payudara berukuran 34D itu. Dengan pinggang yang ramping, maka buah dada itu tampak sangat besar dan indah dan karena Mira rajin ke fitness makin tampak kencang dan padat.
Sungguh merupakan idaman bagi semua laki-laki di dunia bagi yang dapat menikmatinya. Lalu ia melanjutkan dengan melepas rok span-nya ke bawah sehingga kini tubuh yang memiliki tinggi 168cm ini hanya ditutupi bra dan cd yang berwarna senada. Body yang akan membuat laki-laki rela untuk mati agar bisa mendapatkannya, memiliki kulit putih asia dan dihiasi dengan bulu-bulu halus nan lembut.
“Auuh…” gadis itu sedikit merintih atau tersentak saat ia memegang kedua putingnya, serasa ada aliran listrik menyengat lembut dan menimbulkan rasa sensasi geli pada kemaluannya yang tanpa sadar tangan kirinya turun ke arah vaginanya dan sedikit membelainya.
Sambil senyum-senyum sendiri, gadis itu membayangkan dada telanjangnya dan membusung ini selalu menjadi sasaran remasan dari Roy pacarnya yang tidak penah bosan juga mengulum puting dan menciumi kulit payudaranya yang mulus dan harum itu. Tidak percuma ia setiap 3 hari sekali memberikan lulur pada tubuhnya, terutama pada payudaranya yang sampai sekarang memiliki aroma yang memabukkan walaupun dalam kondisi berkeringat.
Mira menghela nafas panjang menahan gejolak birahi yang timbul, dan sekarang ia merasa ingin dilampiaskan. Padahal baru tadi malam ia berenang di lautan asmara yang menggelora dengan pacarnya. Ia merasa dirinya selalu saja haus akan belaian pacarnya, padahal hampir setiap ketemu mereka bercumbu dengan hot dan yang suka bikin ngiler adalah mengulum penis Roy sampe bisa keluar spermanya. Kini ia membayangkan ukuran penis Roy saja udah bikin deg-degan, ga sabar untuk ketemu dan mengemut-ngemut batang kemaluan yang kokoh itu.
“Huuuh..mending gua mandi aja deh, otak gua jadi kotor nih..” Selesai mandi, sedikit terusir pikiran-pikiran tadi karena sudah tersiram air dingin. “Loh, kok ga bisa sih nih?” Mira sudah beberapa saat ngga bisa memutar kunci lemari bajunya, ia masih coba terus beberapa saat tapi masih ga bisa juga. “Duh, mesti minta tolong ama bandot itu dong” keluhnya
Untungnya masih ada baju di keranjang yang belum sempat dimasukkan ke dalam lemari. Tapi setelah memilih-milih, di keranjang baju itu hanya ada underwear 2 pasang dan baju-baju khusus tidur yang tipis dan seksi serta baju dalaman sexy seperti tanktop dan rok mini yang mininya 20 cm dari lutut.
Dari pada pakai baju tidur tipis ia memilih rok mini dan tank top yang rendah belahannya. Sebelum ke Bapak Kost , Mira memilih untuk makan malam dulu di ruang makan bersama, sambil makan ia menyalakan tv dan duduk di ujung sofa.
“Ehh..mba Mira baru makan ya..bapak temenin ya, ga baik cewe seseksi kamu makan sendirian” tiba-tiba si bandot itu muncul, dan langsung menyantap paha Mira yang disilangkan itu, sungguh mulus, lalu ia duduk di samping gadis itu.
“Ia pak..sekalian makan pak…terus sama minta tolong kok lemari baju saya ga bisa dibuka yah?” pinta Mira sambil menggeser menjauh dan berusaha dengan sia-sia menarik turun rok mininya. “buset tuh mataaaa…abis gua..” katanya dalam hati.
“Ooo gitu, nanti saya periksa deeeh…” “Makasih ya pak”.
Mira buru-buru nyelesaiin makannya, saat tiba-tiba ia merasa dadanya bagian putingnya terasa gatal. Awalnya berusaha ditahan saja tapi makin lama makin meningkat rasa gatalnya, dan bukan itu saja kini ia merasakan hal yang sama pada vaginanya.
Ia masih berusaha menahan tapi sudah hampir tidak kuat, duduknya jadi gelisah dan ia berusaha menggoyangkan badannya agar rasa gatal itu hilang bergesekan dengan bahan bra-nya dan ia mempererat silangan kakinya. Tapi rasa gatalnya tidak berkurang, bahkan kini seluruh daging kenyal payudaranya terasa gatal.
“Ouuuhh..” akhirnya Mira tidak tahan dan ia menggaruk sedikit kedua payudaranya dengan tangannya, saat ia menggaruk terasa nyaman sekali karena gatalnya berkurang tapi sulit untuk berhenti menggaruk. Sambil memejamkan matanya karena keenakan menggaruk ia lupa ada Bapak Kost di situ.
“Kenapa kamu? Kamu kegatelan yaah?” “Uuuhh… sssshh.. ehm, i… iya pak..” terkejut Mira karena baru ingat ada si bandot di sampingnya, tapi ia terus menggaruk makin cepat dan karena tak tahan ia menggaruk juga ke pangkal pahanya..
“Uuuuuffh.. ssshh…” aliran darah Mira berdesir cepat karena sensasi menggaruknya itu selain menghilangkan rasa gatal juga membuat birahinya tergelitik. “per.. permisi pak.. uuffh..” sambil terus menggaruk ia mau bangkit dari kursi tapi rasa gatal itu makin menghebat yang akhirnya dia hanya terduduk kembali sambil terus menggaruk
Sedetik ia melihat Bapak Kost hanya menonton dengan pandangan penuh nafsu setan ke dirinya yang terus menggaruk itu. Gadis itu mengutuk karena ia memberikan tontonan gratis kepada pria tua itu tanpa dapat mencegah.
Gerakannya makin cepat dan tidak karuan karena kedua tangannya hanya bisa menggaruk – menggaruk bagian dari 3 bagian tubuhnya yang terserang itu, kini rok mininya sudah tersingkap semua karena ia harus menggaruk liang kemaluannya sehingga memperlihatkan kedua pahanya yang jenjang dan berkulit putih mulus itu.
Gadis itu terus merintih-rintih karena kini rasa gatalnya sepertinya tidak bisa digaruk hanya dengan garukan yang masih terhalang kaos dan bh untuk kedua payudaranya dan celana dalam tipisnya untuk vaginanya, tubuhnya serasa lemas karena rasa gatal dan birahinya yang kini membuat vaginanya menjadi basah dan ia merasa putingnya mengeras. “Misi pak…mau ke kamar dulu niiih..uuhh..” Kata Mira, tapi Bapak Kost diam saja menghalangi jalan keluarnya. Rasanya ingin marah saja tapi rasa gatal itu menghalangi rasa marahnya.
Karena akhirnya ia tidak tahan dan tidak bisa mencegah lagi, dengan serabutan dan cepat ia menarik tali tank topnya kebawah dan menarik turun branya sehingga kini buah dadanya telanjang yang segera ia menggaruk dengan cepat dua gunung indah itu terutama putingnya yang kini sudah mancung dan mengeras, kakinya bergerak blingsatan karena rasa gatal pada vaginanya makin menghebat.
Tangan Mira masih bergerak cepat berpindah-pindah mencoba menggaruk 3 bagian tubuh, makin lama makin menghebat dan dari mulutnya meracau tidak jelas. Dengan susah ia berusaha menggaruk vaginanya secara langsung tapi ia kesulitan karena harus menggaruk putingnya.
“Saya bantu ya sayang…” tanpa disuruh ia menarik turun celana dalam tipis Mira, sehingga sekarang terlihat “bibir” bawah tersebut yang dihiasi bulu-bulu halus. Tampak indah sekali dan menggairahkan. “Nggeeh..ja..gan kurang ooouhh..”ia tidak dapat melanjutkan umpatannya karena ia menikmati garukan pada vaginanya walau ia harus berpindah lagi sambil merintih-rintih terus
Ia terkejut sesaat ketika tangan Bapak Kost mengelus-elus pahanya, tapi ia tidak bisa memperdulikannya lagi yang penting ia harus terus menggaruk. Dengan leluasa Bapak Kost menjelajahi lekuk liku tubuh montok itu tanpa penolakan, kulit pahanya terasa lembut dan daging paha sintal itu terasa kenyal dan hangat dalam usapannya. Karena belaian-belaian yang dilakukannya ini membuat Mira makin menggelinjang karena kini birahinya sudah melonjak.
“Biar ini aku yang bantu yaah..” dengan sigap jari-jari tangannya hinggap di vagina Mira dan menggeseknya dengan liar. “Ouuuuhh… ss.. stoopp… aiiieh… iyaa… ouuhh” ngga jelas Mira mau ngomong apa, sedetik ia tahu vaginanya sedang diobok-obok oleh orang yang dia sebel, tapi ia tidak tau dan tidak berdaya karena rasa gatal dan nafsunya yang memuncak sehingga dia tidak mampu menolak perbuatan Bapak Kost.
Kini ia fokus menggaruk payudaranya, tidak hanya digaruk tapi juga diremas-remas dan memuntir-muntir putingnya sendiri. Dengan leluasa Bapak Kost menggesek-gesek bagian tubuh yang paling rahasia milik gadis itu. Hampir 5 menit kini liang vagina itu sudah becek dan menimbulkan bunyi kecipak karena gerakan jari-jari Bapak Kost yang sudah ahli itu.
“aaahh..jgn dilepas..ohh…pak..” jerit Mira saat tangan Bapak Kost mengangkat tangannya dari vaginanya yg sudah basah itu dan malah “cuman” mengelus-elus pahanya dan meremas pantatnya.
“Kenapa sayang..? kamu mau aku untuk terus mengobok-obok memek kamu..?” tanya Bapak Kost.
“Ngeh.. ngeh.. iii yaaa paakk…ouufh..” diantara engahannya “kamu yakin..??” tanya Bapak Kost meyakinkan. “uuhh…ngeh…sssh..” ia hanya mengangguk “kamu mohon dong sama aku..paaak Bapak Kost sayang, tolong obok-obok memek saya…please saya mohon”
Mendengar perintah itu, sekejap Mira merasa malu dan marah tapi segera terganti kebutuhan body-nya yang sudah terbakar birahi secara aneh itu. Ia berusaha untuk tidak mengucapkan itu dengan terus menggaruk, tapi ia tidak kuat.. “ouuh.. ngeh.. Pa..sssss…. sayaaang, ooh.. tol.. long obok… obok me… nggeh… memek sayaaaa… pleeeeease… uuuff.. saya mohoooonn…” erang Mira . “Tentu sayang…”
Lalu dengan sigap jarinya menggerayangi bibir vagina Mira yang becek itu dan menggesek dengan cepat. Mira melenguh penuh nikmat sambil meregangkan badannya, lalu tersentak hebat saat jari itu menusuk masuk dan menemukan klitorisnya
“Haaa..ternyata disitu yaaa…” dengan ahli ia memainkan jari itu pada g-spot tsb yang mengakibatkan Mira mendesah-desah. Gadis itu merasakan terbentuknya sensasi orgasme menanjak naik.
“Oouuhh…ja.nggaannn..” ia berusaha menahan dirinya, tapi gerakan jari Bapak Kost makin menggila dan terus menggila, ia sudah hampir tidak tahan.
Sambil menggigit bibirnya dan memejamkan matanya ia berusaha menahan klimaksnya, tidak mengira bahwa dirinya dapat dibuat klimaks oleh Bapak Kost.
“Ouuuuuuhhhhhh….aaaiiiieeeeeeeeeee…..” dengan teriakan panjang Mira mencapai puncaknya dan tubuhnya menggetar keras.
Cairan makin deras membahasai liang vaginanya, ia menikmati setiap detik sensasi luar biasa itu. Tubuhnya makin lemas dan pandangannya nanar. Ia tak mampu menolak saat Bapak Kost menunduk dan mencium bibirnya yang tipis. “mmmmmpphhh…..” Mira mengerang dan sulit menolak saat lidah Bapak Kost memasuki rongga mulutnya dan melilit-lilit lidahnya, bahkan tanpa sadar ia membalas ciuman itu.
Sementara tangan Bapak Kost masih mengocok kencang dan gadis itu merasakan kembali orgasmenya mau menyeruak lagi..apalagi saat ciuman Bapak Kost berpindah mencium puting kirinya.. “Auukkh..ssttopp..ssssshh…ssshh..” tapi Mira malah membusungkan dadanya mempermudah Bapak Kost menikmati puting kerasnya.
Kini rasa gatalnya sudah terganti dengan desakan nafu setan yang tidak pernah terpuaskan, tangannya yang bebas dituntun oleh Bapak Kost ke penisnya di balik sarungnya. “oouuh..bes..bessar banget ppaakk..” gumam Mira tanpa sadar saat merasakan batang hangat yang berdenyut-denyut dalam genggamannya,
ia melirik ke arah batang kemaluan Bapak Kost yang ternyata lebih besar dibanding milik pacarnya, pikiran nafsunya tanpa sadar membayangkan apakah ia mampu untuk mengulum penis itu dalam mulutnya atau membayangkan bagaimana rasanya bila penis itu menyerang vaginanya.
Dengan birahinya yang terus membara dan terus dijaga geloranya oleh Bapak Kost, Mira dengan suka rela mengocok-ngocok penis raksasa Bapak Kost itu, ia sudah tidak ingat akan bencinya dia terhadap pria tua berumur 60 tahun itu.
Bapak Kost mulai mendesah-desah keenakan di antara kulumannya pada kedua puting Mira. “aaaaaaannggghhhhh… pppaaaakkhh…… aaaaaaannggghh…” Mira mencapai klimaks sampai dua kali berturut-turut karena kocokan tangan Bapak Kost, matanya makin nanar dan bibir seksinya menyeringai seperti menahan sakit.
“Sekarang kamu isep punya bapak yaa.. kamu kan jago kalo sama pacar kamu” kata Bapak Kost menyuruhnya. “ouuh..ngga ma.. mau.. ap… aauupphhh.. mmmhh..” Mira yang lemas akibat klimaks tadi tak berdaya menolak saat Bapak Kost menarik lehernya membungkuk ke arah batang penissnya, tidak memperdulikan protes Mira yang ia tau hanya pura-pura karena sebenarnya sudah jatuh dalam genggamannya.
Kini dengan dengan bibirnya yang seksi dan lidah yang hangat lembut itu mulai mengulum batang kemaluan itu. “Oooh.. enak sayaaang… kamu memang jago.. sssshh… kamu suka kan..?” tanyanya. “mmmmmpph… sllluurpp.. mmmmmm” hanya itu yang keluar dari mulut Mira, yang dengan semangat memainkan lidahnya menjilati dan menghisap penis Bapak Kost .
Aroma dan rasa dari penis laki-laki itu telah menyihirnya untuk memberikan sepongan yang paling enak. “Bapak tau..kamu cuman cewek sombong yang sebenarnya punya jiwa murahan dan pelacur…plaakk..!!” Mira tersentak saat pantat bulatnya ditepak oleh Bapak Kost, mukanya merah dan marah tapi sebenarnya malah membuat dia makin terangsang dan makin cepat ia mem-blow job penis Bapak Kost.
Belum pernah ia merasakan birahinya dibangkitkan dengan cara kasar ini, tapi ia tau bahwa ia sangat menikmatinya. “Kurang ajar nih aki-aki” gerutunya dalam hati dan ia menggigit gemas ke penis Bapak Kost yng membuatnya itu mengelinjang dan lidahnya makin cepat menyapu urat di bawah penis itu.
“Ayo..sekarang kamu naikin penis aku..” Tanpa berucap Mira mulai menaiki ke atas tubuh tambun Bapak Kost, dengan deg-degan menanti penis besar itu ia menurunkan pinggulnya dengan dibantu tangan Bapak Kost yang memegang pinggangnya yang ramping.
“Ooooh..” Mira mengerang saat ujung “helm” penis itu bersentuhan dengan bibir vaginanya dan mulai memasuki liang surga. Kembali ia mengerang menahan sedikit sakit saat baru masuk sedikit, liang vaginanya berusaha mengimbangi diameter penis Bapak Kost itu.
“Enak kan sayang?”
“Hmmmmm…nggh…” Mira hanya mengerang dan memjamkan mata menunggu penis itu membenam ke dalam vaginanya. Tapi Bapak Kost hanya menggesek-gesek liang vagina Mira itu dengan ujung kepala “meriamnya”. Gadis itu menggoyang-goyang pinggul seksinya dan berusaha menurunkan badannya, tapi Bapak Kost tetap menahan pinggulnya sehingga tetap belum dapat “menunggangi” penis Bapak Kost .
“Hemmm…kenapa sayang? Udah ga sabar yaa ngerasain ****** bapak?”
“Huuh?..nggeeeh…aa..paahh…” Mira ngga tau harus ngomong apa, masih tersisa gengsi pada dirinya.
“Hehehe..masih sok alim uuh..kamu ya..? Kalo kamu mau ****** bapak, kamu harus memohon dengan mengaku diri kamu itu cuman perek murahan dan lakukan dengan seksi..”
“aaahh…sssh..kenapa mes..ti gitu paakk…pleaaase…” Mira sudah benar-benar terangsang dan tidak bisa berfikir jernih lagi, dalam pikirannya kini hanya penis Bapak Kost saja. Bapak Kost mendengus dan seperti hendak memindahkan tubuh Mira di atasanya, merasa perbuatan itu.
“Oouuh ooke..okeeh paaak…ngeh, tega bgt sih bapak…oouf paak, tolong masukin kontol ba..ngeehh..bapak ke memekku paak, entotin sayaaa ooh paakk…akkuu..memang cewe murahan yang sok suci..nggeh..pleease..paakk..akuuu mohooon…” pinta Mira memelas sambil meremas-remas kedua payudaranya.
“Hehehehe…kamu tergila-gila ya sama ****** bapak..”
“Iyaa ppaakkh…please..aku ga tahaaan paakk…”
“Kontol pacar kamu ga ada apa-apanya kan?”
“oouuh..jauuh pakkk..punya bapak lebih hebaat dan enaaaakk”
“Hehehe..good…ini dia hadiahnya..”
Bapak Kost lalu menarik ke atas tubuh Mira dan menurunkannya kembali, dengan diiringi erangan Mira merasakan penis itu makin dalam masuknya dan sulit ia menahan diri untuk tidak klimaks yang keempat kalinya. Mira kembali menaikkan badannya dan menurunkan kembali sehingga sudah ¾ penis itu diemut vaginanya.
Gerakannya diulangi berkali-kali, awalnya perlahan tapi makin lama makin cepat karena vaginanya sudah bisa “menerima” penis berukuran di atas rata-rata itu. Gadis itu sudah benar-benar dikuasai nafsu birahinya dan ia merasa terbang ke awang-awang merasakan gesekan-gesekan penis Bapak Kost dengan dinding vaginanya. Tidak sampai 5 menit Mira sudah merasakan akan keluar lagi.
“Ouuh.. gilaaa.. paaakkh.. oouuuhhhhhhhhh..” Mira mencapai klimaksnya lagi dan ia terus bergerak naik turun menunggangi penis yang masih perkasa itu. Buah dadanya yang besar menggantung itu bergerak naik turun mengikuti irama gerakan badannya, dengan nikmat Bapak Kost meraup gumpalan daging kenyal itu dan meremas-remasnya dengan gemas. Dengan liar ia terus menunggangi penis itu, diiring dengan bunyi “plok..plok..plok..plok..” yang makin cepat akibat beradunya badan Mira dengan perut buncit Bapak Kost.
Hampir 15 menit Mira menikmati hunjaman-hujaman penis itu, dalam periode itu Mira sudah mencapai orgasme sampai 4x lagi, ia tidak dapat menahan untuk tidak melenguh dan berteriak nikmat. Pikirannya sulit untuk fokus bahwa ia telah dibuat klimaks oleh seorang laki-laki yang pantas jadi ayahnya. Ia merasa lemah sekali akan nafsu yang menguasainya, tapi sungguh terasa nikmat sekali yang tidak mampu ditolaknya.
Bapak Kost juga sudah hampir mencapai puncaknya, penisnya telah mengeras sampai maksimal dah hal ini juga dirasakan oleh Mira, ia mempercepat gerakan naik turunnya yang menyebabkan buah dada montoknya bouncing naik turun makin cepat.
“Uuuaaahh… gilaaaaa… ooouuuhhh…” akhirnya Bapak Kost tidak dpt menahan lagi, spermanya muncrat seiring dengan klimaksnya yang ternyata berbarengan dengan klimaks yang sangat kuat dari Mira. Bapak Kost merasakan dinding vagina Mira yang hangat itu bergetar menambah kenikmatan klimaksnya. Dengan lunglai Mira turun dari tunggangannya dan rebah di samping Bapak Kost yang juga masih merem melek habis menikmati tubuh gadis cantik dan sexy itu.
“Kamu memang hebat hebat cantik…” kata Bapak Kost merayukua. “Cukup pak..ngeh, aku ga tau kenapa bisa kaya gini tadi..ini harusnya gak terjadi, cukup sekali ini terjadi” Mira yang sudah mulai jernih pikirannya, ia kini sangat menyesali bahwa ia menyerahkan dirinya secara sukarela kepada Bapak Kost.
Ia memutuskan untuk pindah kost dan kejadian tadi harus dikubur dalam-dalam, tidak boleh ada yang tahu. Melihat Mira yang mulai membereskan bajunya dan hendak pergi, Bapak Kost bergerak cepat. Ia memegang leher belakang Mira yang sedang membungkuk hendak mengambil cdnya lalu dengan cepat membenturkannya ke meja kayu yang ada di depan mereka duduk.
“uuuugghhh….” kerasnya benturan itu membuat ia setengah pingsan. “hehehe..ga secepat itu sayang..kamu akan jadi milikku..” Bapak Kost lalu menarik tangan Mira dan gadis itu pasrah saja dibawa dengan setengah sadar masuk ke kamar Bapak Kost. Lalu setelah melepas sisa bajunya, ia merebahkan tubuh telanjang yang masih lemas itu ke atas ranjangnya.
Lalu ia mengikat kedua pegelangan kaki dan pergelangan tangan Mira ke ujung ranjang besi, sehingga kini tubuh telanjangnya itu dalam posisi kaki yang mengangkang lebar. “uuuh..apa-apaan inih…lepasin paak…”dengan suara masih serak dan lemah Mira berontak dengan percuma, ia mulai takut apa yang hendak dilakukan.
Melihat posisi dan kondisi Mira yang menggairahkan itu, Bapak Kost tidak tahan lagi ia membungkuk lalu menciumi payudara montok dan memainkan lidahnya mengecupi puting Mira yang sebentar saja langsung mengeras. “Ouuh..pak..! lepasin saya pak…kalo ngga sa… aauupphh… mmbbllllmmmmm…” Mira tidak dapat melanjuntukan omongannya karena ditutup lakban oleh Bapak Kost.
Kini kesadaran Mira sudah mulai pulih, ia masih terus berusaha memberontak untuk melepaskan ikatan kaki dan tangannya tapi ikatan itu sungguh kuat. Ia mulai takut karena kini ia tidak berdaya dan berada dlm kekuasaan Bapak Kost.
Pandangan matanya mengikuti Bapak Kost seperti mata kelinci yang sedang ketakutan melihat serigala yang akan memangsa, dan air matanya mulai meleleh di pipinya. “Eeeiih..kenapa nangis cantik? Aku paling ga suka liat cewe nangis…tapi sekarang kita liat film dulu ya…”ujar Bapak Kost sambil memasang kabel menghubungkan dari handycam ke tv. Lalu ia mulai menyetelnya.
Mata Mira terbelalak kaget saat melihat tayangan video di layar tv, jantungnya serasa akan copot dan kepalanya tiba-tiba pusing mendadak melihat adegan per adegan dari video itu. Ternyata kejadian di sofa ruang tengah tadi semuanya direkam oleh Bapak Kost dari tempat tersembunyi, terlihat jelas saat ia melihat dirinya mulai merasakan gatal yang menyerang, mulai mencopoti bajunya dan sampai kejadian dia berhubungan sex dengan Bapak Kost.
Perasaannya makin hancur saat ternyata Bapak Kost tidak hanya merekam dari 1 sudut saja, terdapat 4 handicam tersembunyi yang merekam seluruh kejadian. Bahkan saat ia memohon kepada Bapak Kost untuk mengobok-obok vaginanya dan pengakuan dia sebagai cewek murahan juga terdengar jelas.
Wajah gadis yang cantik itu jadi pucat dan tubuhnya bergetar, ia sudah menduga apa yang akan diminta oleh Bapak Kost dengan adanya video itu. Perasaannya geram, marah, benci, takut dan lain-lain bercampur aduk, kini ia hanya dapat menangis. Terlihat jelas bagaimana wajahnya menunjukkan dirinya menikmati setiap detik permainan panas itu dengan aki-aki tambun yang sudah tua.
“Percuma kau menangis.. kini kamu akan merasakan akibatnya karena selama ini menjadi cewek sombong yang sok suci. Bapak tau apa yang kamu lakukan sama pacar kamu selama ini, nah..sekarang kamu harus nurut apa yang bapak mau, kalo ngga bapak jamin film ini akan nyebar kemana-mana, kamu ngerti…??” tegas Bapak Kost. Mira hanya mengangguk lemah dengan pandangan sayu.
“Sekarang yang aku minta kamu tidak boleh nangis selama kamu melayani saya..bisa..?? kalo tetap nangis kamu akan terima hukuman yang berat..” Kembali Mira hanya mengangguk dan berusaha menahan air matanya. Ia berusaha meyakinkan dirinya bahwa akan ada jalan keluar nantinya. Tanpa sadar ia membayangkan kejadian tadi, dan ia teringat akan ukuran penis Bapak Kost yang memang di atas rata-rata. Dengan pikiran itu tanpa dapat dicegah terasa desiran-desiran halus di perutnya dan ia merasa putingnya agak mengeras.
“Sayang… yang punya penis si Bapak Kost itu..” pikirnya. Mira melotot kaget saat Bapak Kost mengambil sesuatu dari lemari yang ternyata merupakan dildo vibrator yang berukuran panjang. Bapak Kost kini duduk di ranjang di dekat kakinya yang ngangkang itu, memperlihatkan vaginanya yang terbuka menantang, lalu ia mengusap dengan tangannya yang mengakibatkan Mira terhentak.
“Kayanya udah basah nih..udah siap yah..” goda Bapak Kost, lalu ia membungkuk dan wajahnya kini sudah di depan liang surga milik gadis cantik itu, tiba-tiba Mira menggelinjang saat lidah Bapak Kost menciumi dan menjilati vaginanya. Untuk beberapa saat Mira menggelinjang-gelinjang, nafasnya kembali memburu dan pandangan matanya sayu.
“Ngggeehhhhhhhh…!” Mira menjerit dengan mulutnya yang tertutup lakban, saat Bapak Kost memasukkan dildo ke dalam lubang kemaluannya yang sudah basah dan ngilu itu dan terus mengerang karena dildonya makin dalam ditusukkannya. Kembali ia menggelinjang hebat saat Bapak Kost menyalakan vibartornyanya.
Situs PKV GAMES Terbaik
Terasa sakit, tapi setelah beberapa menit rasa sakit itu berangsur-angsur menghilang tergantikan dengan sensasi kenikmatan yang belum pernah ia rasakan atau pernah ia bayangkan. Kini erangannya terdengar seperti rintihan kenikmatan diiringi dengusan nafasnya yang memburu.
Mira melenguh panjang dan pelan, merasakan tubuhnya makin panas dan terangsang. Rasa menggelitik di perut bag bawah makin menggila dan menggelora. Dengan rasa malu dan kaget, ia mencapai klimaksnya dengan sensasi yang luar biasa..” “nngggggghhhhh… mmmmmmmmmmhhhhh…..!!!!”
Tubuh montoknya menegang sesaat ketika klimaksnya menyerang, pandangan matanya makin sayu. Tapi dildo itu tetap bergetar seperti mengoyak-ngoyak bag dalam vaginanya, dan rasa nikmat kembali dirasakan makin meningkat, nafasnya memburu dan kini pikirannya sudah tidak terkontrol, nafsu birahinya terus membara karena dildo itu.
“Naah..kamu seneng aja ya ditemenin ama dildo bapak ya…tenang aja, getarannya akan makin keras kok udah saya setting dan bapak colokin ke listrik..hehehe..bapak mau bikin back up untuk film kamu tadi ya..” kata Bapak Kost, ia hanya ketawa melihat Mira memandangnya dengan tubuh telanjangnya yang menggeliat-geliat, tubuh montok yang tampak berkilat karena keringat.
Bapak Kost makin tertawa karena Mira mengerang lagi karena telah orgasme untuk kesekian kalinya, lalu ia meninggalkan Mira yang terus mengerang-erang karena getaran dildo itu. Tidak terhitung berapa kali Mira dipaksa untuk orgasme, tubuhnya mengkilat karena basah oleh peluhnya, gadis itu merasa lemas sekali tapi dildo yang menancap di vaginanya memaksa dia untuk terus dirangsang.
“Sayang… yang punya penis si Bapak Kost itu..” pikirnya. Mira melotot kaget saat Bapak Kost mengambil sesuatu dari lemari yang ternyata merupakan dildo vibrator yang berukuran panjang. Bapak Kost kini duduk di ranjang di dekat kakinya yang ngangkang itu, memperlihatkan vaginanya yang terbuka menantang, lalu ia mengusap dengan tangannya yang mengakibatkan Mira terhentak.
“Kayanya udah basah nih..udah siap yah..” goda Bapak Kost, lalu ia membungkuk dan wajahnya kini sudah di depan liang surga milik gadis cantik itu, tiba-tiba Mira menggelinjang saat lidah Bapak Kost menciumi dan menjilati vaginanya. Untuk beberapa saat Mira menggelinjang-gelinjang, nafasnya kembali memburu dan pandangan matanya sayu.
“Ngggeehhhhhhhh…!” Mira menjerit dengan mulutnya yang tertutup lakban, saat Bapak Kost memasukkan dildo ke dalam lubang kemaluannya yang sudah basah dan ngilu itu dan terus mengerang karena dildonya makin dalam ditusukkannya. Kembali ia menggelinjang hebat saat Bapak Kost menyalakan vibartornyanya.
Situs PKV GAMES Terbaik
Terasa sakit, tapi setelah beberapa menit rasa sakit itu berangsur-angsur menghilang tergantikan dengan sensasi kenikmatan yang belum pernah ia rasakan atau pernah ia bayangkan. Kini erangannya terdengar seperti rintihan kenikmatan diiringi dengusan nafasnya yang memburu.
Mira melenguh panjang dan pelan, merasakan tubuhnya makin panas dan terangsang. Rasa menggelitik di perut bag bawah makin menggila dan menggelora. Dengan rasa malu dan kaget, ia mencapai klimaksnya dengan sensasi yang luar biasa..” “nngggggghhhhh… mmmmmmmmmmhhhhh…..!!!!”
Tubuh montoknya menegang sesaat ketika klimaksnya menyerang, pandangan matanya makin sayu. Tapi dildo itu tetap bergetar seperti mengoyak-ngoyak bag dalam vaginanya, dan rasa nikmat kembali dirasakan makin meningkat, nafasnya memburu dan kini pikirannya sudah tidak terkontrol, nafsu birahinya terus membara karena dildo itu.
“Naah..kamu seneng aja ya ditemenin ama dildo bapak ya…tenang aja, getarannya akan makin keras kok udah saya setting dan bapak colokin ke listrik..hehehe..bapak mau bikin back up untuk film kamu tadi ya..” kata Bapak Kost, ia hanya ketawa melihat Mira memandangnya dengan tubuh telanjangnya yang menggeliat-geliat, tubuh montok yang tampak berkilat karena keringat.
Bapak Kost makin tertawa karena Mira mengerang lagi karena telah orgasme untuk kesekian kalinya, lalu ia meninggalkan Mira yang terus mengerang-erang karena getaran dildo itu. Tidak terhitung berapa kali Mira dipaksa untuk orgasme, tubuhnya mengkilat karena basah oleh peluhnya, gadis itu merasa lemas sekali tapi dildo yang menancap di vaginanya memaksa dia untuk terus dirangsang.
0 Komentar