Nafsu Birahi Selingkuh Nikmat Tiada Duanya

ScandalDewasaTerbaru - Pasangan suami istri muda yang baru setahun berumah tangga, kehidupan keluarga kami berjalan dengan tenang, apa adanya dan tanpa masalah. Nama saya Sari (25), seorang sarjana ekonomi. Usai tamat kuliah, saya bekerja pada salah satu perusahaan jasa keuangan di Surabaya. Kulit tubuh saya putih bersih, tinggi 165 cm dan berat 55 kg adalah ciri-ciri dari tubuh saya, bagaimana mungkin suami saya bisa ninggalin saya dengan bentuk tubuh yang terbilang impian para semua pria. Sementara ukuran bra 36B, Cukup bahenol kata pria ditempat kerjaku.

Suami saya juga lumayan cakep dan namanya Mas angga. Umurnya tiga tahun diatas saya atau 28 tahun. Bergelar insinyur, ia berkerja pada perusahaan jasa konstruksi. Suamiku orangnya sangat sabar dan pengertian dengan ku selama ini, hanya saja terkadang mas angga kurang memperhatikanku dalam hal kasih sayang dalam kebutuhan seks diriku.

Nafsu Birahi Selingkuh Nikmati Tiada Duanya

Karena samasama bekerja, otomatis pertemuan kami lebih sedikit ketika sepulang atau sebelum berangkat kerja. Meski begitu, hubungan kami tetap baik aja meskipun terkadang jarang untuk berbinjang-binjang masalah rumah tangga. Setiap akhir pekan bila tidak ada kerja di luar kota seringkali kami habiskan dengan makan malam di salah satu resto ternama di kota ini. Dan tidak jarang pula, kami menghabiskannya pada sebuah villa.

Soal hubungan kami, terutama yang berkaitan dengan malam-malam di ranjang juga tidak ada masalah yang berarti meskipun kadang aku yang memaksanya, memang tidak setiap malam yah minimal dua kali sepekan, Mas Angga menjalankan perannya sebagai suami. Hanya saja, karena suami saya itu sering pulang tengah malam, tentu saja ia tampak capek bila sudah berada di rumah. Bila sudah begitu, saya juga tidak mau terlalu rewel dan juga menuntut untuk melakukan seks dengannya.

Melakukan seks itupun harus mas Angga sudah berkata, Kita tidur ya, maka saya pun menganggukkan kepala meski saat itu mata saya masih belum mengantuk. Akibatnya, tergolek disamping tubuh suamiyang tidak terlalu kekar itudengan mata yang masih nyalang itu, saya seringentah mengapamenghayal.
Menghayalkan banyak hal. Tentang jabatan di kantor, tentang anak, tentang hari esok dan juga tentang ranjang.


Bila sudah sampai tentang ranjang itu, seringkali pula saya membayangkan saya bergumulan habishabisan di tempat tidur. Seperti cerita Ani atau Indah di kantor, yang setiap pagi selalu punya cerita menarik tentang apa yang mereka perbuat dengan suami mereka pada malamnya.
Tapi sesungguhnya itu hanyalah khayalan menjelang tidur yang menurut saya wajarwajar saja.

Dan saya juga tidak punya pikiran lebih dari itu. Dan mungkin pikiran seperti itu akan terus berjalan bila saja saya tidak bertemu dengan Pak Sunaryo. Pak Sunaryo bekerja sebagai polisi. Usianya mungkin masih 42 tahun. Putih tapi sayang perutnya buncit.

Jadi awal ceritanya aku bertemu dengan Pak Sunaryo waktu malam sepulang makan malam di salah satu resto favorit kami, entah mengapa, mobil yang disopiri suami saya menabrak sebuah sepeda motor. Untung tidak terlalu parah betul. Pria yang membawa sepeda motor itu hanya mengalami lecet di siku tangannya. Namun, pria itu marah-marah.

" Anda tidak lihat jalan atau bagaimana. Masak menabrak motor saya. Mana suratsurat mobil Anda? Saya ini polisi! bentak pria berperut buncit itu pada suami saya.

Mungkin karena merasa bersalah atau takut dengan gertakan pria yang mengaku sebagai polisi itu, suami saya segera menyerahkan surat kendaraan dan SIMnya. Kemudian dicapai kesepakatan, suami saya akan memperbaiki semua kerusakan motor itu esok harinya. Sementara motor itu dititipkan pada sebuah bengkel. Pria itu sepertinya masih marah. Ketika Mas Angga menawari untuk mengantar ke rumahnya, ia menolak. Tidak usah. Saya pakai ojek saja, katanya.

Esoknya, Angga sengaja pulang kerja cepat. Setelah menjemput saya di kantor, kami pun pergi ke rumah pria gemuk itu. Rumah pria yang kami tahu atas nama Pak Sunaryo yang terletak di gang kecil yang tidak bisa dilalui oleh kendaraan umum.

Terpaksalah kami berjalan dan menitipkan mobil di pinggir jalan. Rumah  persinggahan Pak Sunaryo hanyalah 3petak kecil seperti rumah anak kost-kost an. Di ruang tamu, kursinya sudah banyak terkelupas, sementara kertas dan koran berserakan di lantai yang tidak pakai karpet.

Ya beginilah rumah saya. Saya sendiri tinggal di sini. Jadi, tidak ada yang membersihkan, kata Sunaryo yang hanya pakai singlet dan kain sarung. Setelah berbasa basi dan minta maaf, Angga mengatakan kalau sepeda motor Pak Sunaryo sudah diserahkan anak buahnya ke salah satu bengkel besar. Dan akan siap dalam dua atau tiga hari mendatang. Sepanjang Angga bercerita, Pak Sunaryo tampak cuek saja. Ia menaikkan satu kaki ke atas kursi. Sesekali ia menyeruput secangkir kopi yang ada di atas meja. Oh begitu ya. Tidak masalah, katanya.


Saya tahu, beberapa kali ia melirikkan matanya ke saya yang duduk di sebelah kiri. Tapi saya pura-pura tidak tahu kalau pak sunaryo memandangi saya, Badannya besar meski ia juga tidak terlalu tinggi. Lengan tangannya tampak kokoh berisi. Sementara dadanya yang putih membusung. Dari balik kaosnya itu tampak dadanya yang berbulu. Jari tangannya seperti besi yang bengkok-bengkok, kasar.

Pak Sunaryo kemudian bercerita kalau ia sudah puluhan tahun bertugas. Sudah hampir tujuh tahun bercerai dengan istrinya. Dua orang anaknya sudah berumah tangga, sedangkan yang bungsu sekolah di Bandung. Ia tidak bercerita mengapa pisah dengan istrinya.

Tadinya saya berharap Ketemu dengan pria buncit alias pak sunaryo itu cukup sampai disini, dan ternyata......

Pertemuan kedua, di kantor polisi setelah beberapa hari sebelumnya saya habis ditodong saat berhenti di sebuah perempatan lampu merah, saya datang ke kantor polisi dan kebetulan Pak Sunaryo bekerja disana juga. Saya kemudian diberi tahu anggota polisi kalau penodong saya itu sudah tertangkap, tetapi barang-barang berharga dan HP saya sudah tidak ada lagi kemungkinan diambil sipenodong.

Saat mau pulang, saya hampir bertabrakan dengan Pak Sunaryo di koridor kantor Polsek itu. Tibatiba saja ada orang di depan saya. Saya pun kaget dan berusaha mengelak. Karena buru-buru saya menginjak pinggiran jalan beton dan terpeleset. Pria yang kemudian saya ketahui Pak Sunaryo itu segera menyambar lengan saya. Akibatnya, tubuh saya yang hampir jatuh, menjadi terpuruk dalam pagutan Pak Sunaryo.

Saya merasa berada dalam dekapan tubuh yang kuat dan besar. Dada saya terasa lengket dengan dadanya. Sesaat saya merasakan getaran itu. Tapi tak lama.

Makanya, jalannya itu hati-hati dek ntar kamu bisa masuk got itu, katanya seraya melepaskan saya dari pelukannya. Saya hanya bisa tersenyum masam sambil bilang terimakasih.

Ketika Pak Sunaryo kemudian menawari minum di kantin, saya pun tidak punya alasan untuk menolaknya. Sambil minum ia banyak bercerita. Tentang motornya yang sudah baik, tentang istri yang minta cerai, tentang dirinya yang disebut orangorang suka menanggu istri orang. Saya hanya diam mendengarkan ceritanya.

Mungkin karena seringkali diam bila bertemu dan ia pun makin punya keberanian, Pak Sunaryo itu kemudian malah sering datang ke rumah untuk menanyakan kabar kami, hanya sekesar untuk bisa bertemu dengan berdekatan dengan saya. Tapi semua itu setahu suami saya lho. Bahkan, Mas Angga dengan Pak sunaryo jadi begitu akrab setelah mereka bermain catur dirumah.

Ketika suatu kali, suami saya ke Jakarta karena ada urusan pekerjaan, Pak Sunaryo malah menawarkan diri untuk menjaga rumah. Yah paling kurang lebih 2minggu Mas angga stay dijakarta sementara aku harus ditinggal dirumah sendiri dan juga pak sunaryo sebagai seksi keamanan dirumah, tentu saja gembira dengan tawaran itu. Dan saya pun merasa tidak punya alasan untuk menolak karena Pak sunaryo sudah baik ingin menjaga keamanan dirumah sekaligus menemani saya dirumah.


BACA JUGA :  
Meski sedikit kasar, tapi Pak Sunaryo itu suka sekali bercerita dan juga tanya-tanya. Dan karena kemudian sudah menganggapnya sebagai keluarga sendiri, saya pun tidak pula sungkan untuk berceritanya dengannya karena dirumah sedang tidak ada orang. Tiba-tiba saya ceritakan soal desakan ibu mertua agar saya segera punya anak. Dan ini mendapat perhatian besar Pak Sunaryo. Ia antusias sekali, Matanya tampak berkilau.

Oh ya. Ah, kalau yang itu mungkin saya bisa bantu, katanya. Ia makin mendekat.

Bagaimana caranya? tanya saya bingung.
Mudah-mudahan saya bisa bantu. Datanglah ke rumah. Saya beri obat dan sedikit diurut, kata Pak Sunaryo pula.

Dengan pikiran lurus, setelah sebelumnya saya memberitahu Mas Angga, saya pun pergi ke rumah Pak Sunaryo. Sore hari saya datang. Saat saya datang, ia juga masih pakai kain sarung dan singlet. Saya lihat matanya berkilat. Pak Sunaryo kemudian mengatakan bahwa pengobatan yang didapatkannya melalui kakeknya, dilakukan dengan pemijatan di bagian perut. Paling tidak tujuh kali pemijatan, katanya. Setelah diurut baru diberi obat.

" Saya hanya diam, dan sekarang saja kita mulai pengobatannya, ujarnya seraya membawa saya masuk kamarnya."

Kamarnya kecil dan pengap. Jendela kecil di samping ranjang tidak terbuka. Sementara ranjang kayu hanya beralaskan kasur yang sudah menipis.

Pak Sunaryo kemudian memberikan kain sarung. Ia menyuruh saya untuk membuka kulot biru tua yang saya pakai. Risih juga membuka pakaian di depan pria tua itu.

" Gantilah, katanya ketika melihat saya masih bengong."
Inilah pertama kali saya ganti pakaian di dekat pria yang bukan suami saya. Di atas ranjang kayu itu saya disuruh berbaring.

"Maaf ya, katanya ketika tangannya mulai menekan perut saya.
Terasa sekali jari-jari tangan yang kasar dan keras itu di perut saya. Ia menyibak bagian bawah baju. Jari tangannya mulai memijat di seputar perut saya.

DAPATKAN BONUS REFFERAL TERBESAR DI SITUS DOMINO757

Sesekali jari tangannya menyentuh pinggir lipatan paha saya. Saya melihat gerakannya dengan nafas tertahan. Saya berasa bersalah dengan Angga.

Ini dilepas saja, katanya sambil menarik CD saya. Oops! Saya kaget.

Ya, mengganggu kalau tidak dilepas, katanya pula.

Tanpa menunggu persetujuan saya, Par Sunaryo menggeser bagian atasnya. Saya merasakan bulubulu vagina saya tersentuh tangannya. CD saya pun merosot.

Meski ingin menolak, tapi suara saya tidak keluar. Tangan saya pun terasa berat untuk menahan tangannya.

Tanpa bicara, Pak Sunaryo kembali melanjutkan pijatannya. Jari tangan yang kasar kembali bergerilya di bagian perut. Kedua paha saya yang masih rapat dipisahkannya. Tangannya kemudian memijati pinggiran daerah sensitif saya. Tangan itu bolak balik di sana. Sesekali tangan kasar itu menyentuh daerah klitoris saya. Saya rasa ada getaran yang menghentakhentak. Dari mulut saya yang tertutup, terdengar hembusan nafas yang berat, Pak Sunaryo makin bersemangat.

Ada yang tidak beres di bagian peranakan kamu, katanya.

Satu tangannya berada di perut, sementara yang lainnya mengusap gundukan yang ditumbuhi sedikit bulu. Tangannya berputarputar di selangkang saya itu. Saya merasakan ada kenikmatan di sana. Saya merasakan bibir vagina saya pun sudah basah. Kepala saya miring ke kiri dan ke kanan menahan gejolak yang tidak tertahankan.

Tangan kanan Pak Sunaryo makin berani. Jari-jari mulai memasuki pinggir liang vagina saya. Ia mengocokngocok. Kaki saya menerjang menahan gairah yang melanda. Tangan saya yang mencoba menahan tangannya malah dibawanya untuk meremas payudara saya.

Meski tidak membuka BH, namun remasan tangannya mampu membuat panyudara saya mengeras. Uh, saya tidak tahu kalau kain sarung yang saya pakai sudah merosot hingga ujung kaki. CD juga sudah tanggal. Yang saya tahu hanyalah lidah Pak Sunaryo sudah menjilati selangkangan saya yang sudah membanjir. Terdengar suara kecipak becek yang diselingi nafas memburu Pak Sunaryo.

Ini permainan yang baru yang pertama kali saya rasaran. Angga, suami saya, bahkan tidak pernah menyentuh daerah pribadiku dengan mulutnya.

Tapi, jilatan Pak Sunaryo benarbenar membuat dada saya turun naik. Kaki saya yang menerjang kemudian digumulnya dengan kuat, lalu dibawanya ke atas. Sementara kepalanya masih terbenam di selangkangan saya.

Benarbenar sensasi yang sangat mengasyikan. Dan saya pun tidak sadar kalau kemudian, tubuh saya mengeras, mengejang, lalu ada yang panas mengalir di vagina saya. Aduh, saya orgasme! Tubuh saya melemas, tulangtulang ini terasa terlepas.

Saya lihat Pak Sunaryo menjilati rembesan yang mengalir dari vaginaku, Lalu ditelannya. Bibirnya belepotan air kenikmatan itu. Singletnya pun basah oleh keringat. Saya memejamkan mata, sambil meredakan nafas. Sungguh, permainan yang belum pernah saya alami. Pak Sunaryo naik ke atas ranjang. Kita lanjutkan, katanya.


Saya disuruhnya telungkup. Tangannya kembali merabai punggung saya. Mulai dari pundah. Lalu terus ke bagian pinggang. Dan ketika tangan itu berada di atas pantat saya, Pak Sunaryo  mulai melenguh. Jari tangannya turun naik di antara anus dan vagina. Berjalan dengan lambat

Ketika pas di lubang anus, jarinya berhenti dengan sedikit menekan. Wow, sangat mengasyikan. Tulangtulang terasa mengejang. Terus terang, saya menikmatinya dengan mata terpejam.

Bila kemudian, terasa benda bulat hangat yang menusuknusuk di antara lipatan pantat, saya hanya bisa melenguh. Itu yang saya tunggutunggu.

Saya rasakan benda itu sangat keras. Benar. Saat saya berbalik, saya lihat kontol Pak Sunaryo itu. Besar dan sedikit hitam. Tampak jelas uraturatnya. Bulunya pun menghitam lebat.

Mulut saya sampai ternganga ketika ujung kontol Pak Sunaryo mulai menyentuh bibir vagina saya. Perlahan ujungnya masuk. Terasa sempit di vagina saya. Pak Sunaryo pun menekan dengan perlahan. Ia mengoyangnya.


Bibir vagina saya seperti ikut bergoyang keluar masuk mengikuti goyangan kontol Pak Sunaryo. Hampir sepuluh menit Pak Sunaryo asik dengan goyangannya. Saya pun meladeni dengan goyangan. Tubuh kami yang sudah samasama telanjang, basah dengan keringat. Kuat juga stamina Pak Sunaryo. Belum tampak tandatanda itunya akan menembak.

Padahal, saya sudah kembali merasakan ujung vagina saya memanas. Tubuh saya mengejang. Dengan sedikit sentakan, maka muncratlah. Berkali-kali. Orgasme yang kedua ini benarbenar terasa memabukkan. Liang vagina saya makin membanjir. Tubuh saya kehilangan tenaga. Saya terkapar.
Saya hanya bisa diam saja ketika Pak Sunaryo masih menggoyang. Beberapa saat kemudian, baru itu sampai pada puncaknya. Ia menghentak dengan kuat.

Kakinya menegang. Dengan makin menekan, ia pun memuntahkan seluruh spermanya di dalam vagina saya. Saya tidak kuasa menolaknya. Tubuh besar putih itu pun ambruk diatas tubuh saya. Luar biasa permainan polisi yang hampir pensiun itu. Apalagi dibandingkan dengan permainan Angga.
Sejak saat itu, saya pun ketagihan dengan permainan Pak Sunaryo.

Kami masih sering melakukannya. Kalau tidak di rumahnya, kami juga nginap di Tawangmangu. Meski, kemudian Pak Sunaryo juga sering minta duit, saya tidak merasa membeli kepuasan syahwat kepadanya. Semua itu saya lakukan, tanpa setahu Angga. Dan saya yakin Angga juga tidak tahu samasekali. Saya merasa berdosa padanya. Tapi, entah mengapa, saya juga butuh belaian keras Pak Sunaryo itu. Entah sampai kapan..


Domino757 - PROMO BONUS TERBAIK SE-INDONESIA HANYA DI SITUS DOMINO757
  1. Bonus Refferal 20% yang berlaku SEUMUR HIDUP
  2. Bonus Cashback 0.3% Dibagikan 2x dalam 1 Minggu
Syarat : terdapat TO pada akun anda ( tidak ada minimal TO )

Segera daftarkan Akun Anda Di Situs Domino757 dan Dapatkan Keuntungan Bermain Hingga jutaan rupiah setiap hari nya.

Gabung sekarang juga di website resmi kami


WECHAT: domino757
LINE: domino757
Whatsapp: +85516499827
Telegram: +85516499827


Cara Pasti Memenangkan Permainan Judi Capsa Susun Online

DownLoad Sekarang Aplikasi LiveChat Domino757


• Minimal deposit Rp. 25.000

• Minimal Withdraw Rp. 50.000

Support 7 Bank BCA,MANDIRI,BNI,BRI.DANAMON,CIMB NIAGA,PERMATA
Support Deposit Via Pulsa & e-Money OVO, Go-Pay dan yang Lainnya

Posting Komentar

0 Komentar