Ceritasex - Karena dimasa sekarang ini begitu sulit mencari pekerjaan, akhirnya aku memutuskan untuk melamar disalah satu jasa pijit yang kudapatkan info nya dari media online, Pekerjaan ini memang begitu sulit bagiku karena bisa mengundang nafsu seperti yang kubaca dari berita-berita yang sudah terjadi.
Pekerjaan ini adalah seperti jasa " Full Body Massage ". Meskipun pendapatan tidak seberapa tidak masalah denganku, Karena keluargaku juga termasuk keluarga yang berkecukupan, Aku bekerja seperti ini sekaligus ingin mencoba-coba saja pekerjaan yang satu ini yang penuh dengan tantangan godaan dari customer.
Kisah Pemuda Yang Menjadi Nafsu Birahi Tante Perkotaan
Hingga pada saat aku diterima dan hari pertama bekerja yaitu menjadi jasa " Full Body Massage " panggilan.
“Hallo dengan Jimmy?” suara ibu-ibu terdengar dari teleponku.
“Ya saya sendiri” jawabku. Dan dia mulai menanyakan ciri-ciriku. Selanjutnya,
“Eh ngomong-ngomong, berapa ukuran punya kamu? Tanyanya."
"Standar sajalah sekitar 17 cm dengan diameter 5 cm. jawabku.
“Wah lumayan yah, sambil menggunakan emotion love, kemudian apakah jasa anda ini tergolong semuanya,” lanjutnya.
“Apa saja yang anda butuhkan, anda pasti puas dech..” jawabku. Dan yang agak mengejutkan ialah bahwa dia meminta kesediaanku untuk melakukannya dengan disaksikan suaminya. Namun kurasa, wah ini empiris baru buatku.
Akhirnya dia memintaku untuk segera datang di suatu hotel “R” berbintang lima di area Sudirman, tak jauh dari kantorku. Aku mengasumsikan bahwa pasangan ini bukanlah sembarang orang, yang dapat membayar tarif hotel semahal itu. Dan benar dugaanku, suatu president suite room sudah ada di hadapanku. Segera kubunyikan bel di depan kamarnya. Dan seorang pria, dengan mengenakan kimono, berusia tak lebih dari 40 tahun membukakan pintu untukku.
“Jimmy?” katanya.
“Ya saya Jimmy,” jawabku. Lalu ia mencermatiku dari atas sampai bawah sebelum ia mempersilakan aku masuk ke dalam. Pasti dia tidak hendak sembarang orang menyentuh istrinya, pikirku.
“OK, masuklah” katanya. Kamar tersebut begitu luas dan gelap sekali. Aku memandang sekeliling, suatu TV berukuran 52″ sedang menunjukkan blue film.Lalu aku memandang ke arah tempat tidur. Seorang wanita berada di atas ranjang kutaksir umurnya sekitar 25 tahunan. Badannya dimasukkan ke dalam bed cover tersenyum padaku seraya menjulurkan tangannya untuk menyalamiku. “Kamu tentu Jimmy khan? Kenalkan saya Fitri” katanya lembut.
Domino757 - Situs Poker Online Terbaik Di Indonesia
Aku terpana melihatnya. Rambutnya sebahu berwarna hitam, kulitnya putih mulus, wajahnya cantik, pokoknya perfect!. Aku masih terpana dan menyangga liurku, saat dia berbicara “Lho kok bingung sich”.
“Akh enggak..” kataku sambil menjawab salamnya.
“Kamu mandi dulu dech biar segar, tuch di kamar mandi,” katanya.
" Oke tunggu bentar yah jawabku sambil aku menuju kamar mandi." Sementara, suaminya melulu menyaksikan dari sofa dikegelapan. Cepat-cepat kubersihkan badanku biar wangi. Dan segera setelah tersebut kukenakan celana pendek dan kaos.
Aku melangkah keluar, “Yuk anda mulai,” katanya.
Dengan tidak banyak gugup aku mendekat tempat tidurnya. Dan dengan gobloknya aku bertanya boleh kulepas pakaianku, dia tertawa kecil dan menjawab, “terserah kau saja..”.
Segera kulepaskan pakaianku, dia terbelalak melihatku dalam suasana polos,
“Ahk.. ehm..” dan segera mengajakku masuk ke dalam bed cover juga.
“Kamu cantik sekali Fitri” kataku lirih.
Aku tak berakhir pikir ada perempuan secantik ini yang pernah kulihat dan suaminya mengizinkan orang beda menjamahnya, ah.. alangkah beruntungnya aku ini. “Ah kamu dapat saja,” kata Fitri.
Segera aku masuk ke dalam bed cover dan kuperhatikan lekuk tubuhnya. Kedua bulatan toketnya yang lumayan besar dan berwarna putih tampak kenyal dan indahnya. Diantara keremangan aku masih dapat menyaksikan dengan paling jelas. Betapa estetis kedua bongkah susunya yang kelihatan begitu paling montok dan kencang. Sambil kuperhatikan pentil susunya yang berwarna pink. Ini toket terindah yang pernah kulihat kataku dalam hati.
“Jim..” bisik Tante Fitri di telingaku.
Aku menoleh dan terjengah. Ya Ampuun, wajah cantiknya tersebut begitu dekat sekali dengan wajahku. Hembusan nafasnya yang hangat hingga begitu terasa menerpa daguku. Kunikmati semua keindahan bidadari di depanku ini, mulai dari wajahnya yang cantik menawan. Lekak-lekuk tubuhnya yang begitu seksi dan montok.
Kedua toketnya yang montok bulat padat berisi dengan puting pink yang menggoda. Perutnya yang ramping dan pantatnya yang bulat padat bak gadis remaja, pahanya yang seksi dan aah… Kubayangkan betapa estetis bukit kemaluannya yang kelihatan begitu menonjol dari balik bed cover. Wah betapa nikmatinya jika kontolku ku hajar kedalam lobang memeknya itu. Bakal kutumpahkan sebanyak barangkali air maniku ke dalam liang kemaluannya sebagai bukti kejantananku.
“Jim.. mulailah sayang..” bisik Tante Fitri, membuyarkan angan-angan seks-ku padanya. Sorotan kedua matanya yang tidak banyak sipit kelihatan begitu sejuk dalam pandanganku. Hidungnya yang putih membangir mendengus pelan. Dan bibirnya yang ranum kemerahan tampak basah separuh terbuka, duh cantiknya. Kukecup lembut bibir Tante Fitri yang separuh terbuka. Begitu terasa hangat dan lunak. Kupejamkan kedua mataku merasakan kelembutan bibir hangatnya, terasa manis.
Selama tidak cukup lebih 10 detik aku mengulum bibirnya, meresapi segala kehangatan dan kelembutannya. Kuraih tubuh Tante Fitri yang masih sedang di hadapanku dan kubawa pulang ke dalam pelukanku.
“Apa yang bisa kau kerjakan untukku Jim..” bisiknya lirih separuh kelihatan malu.
Kedua tanganku yang mendekap pinggangnya erat, terasa tidak banyak gemetar memendam sejuta rasa. Dan tanpa terasa jemari kedua tanganku sudah berada di atas pantatnya yang bulat. Mekal dan padat. Lalu perlahan kuusap mesra seraya kuberbisik.
“Tante tentu tahu apa yang bakal Jimmy lakukan.. Jimmybakal puaskan Tante sayang..” bisikku pelan. Jiwaku sudah terlanda nafsu.
Kuelus-elus semua tubuhnya, akhh.. mulus sekali. Dengan tidak banyak gemas kuremas gemas kedua belah pantatnya yang terasa kenyal padat dari balik bed cover.
“Oouuhh..” Tante Fitri mengeluh lirih.
Bagaimanapun juga herannya aku saat tersebut masih dapat menahan diri untuk tidak bersikap over atau kasar terhadapnya, meski nafsu seks-ku saat tersebut terasa telah diubun-ubun tetapi aku hendak sekali menyerahkan kelembutan dan kemesraan kepadanya.
Lalu dengan gemas aku pulang melumat bibirnya. Kusedot bibir hangatnya dengan penuh nafsu. Kecapan-kecapan kecil tersiar begitu indah, seindah cumbuanku pada bibir Tante Fitri. Kedua tanganku tidak lupa meremas remas bongkahan pantatnya yang montok.
Bibirnya yang terasa hangat dan empuk berulang kali memagut bibirku sebelah bawah. Dan aku membalasnya dengan memagut bibirnya yang sebelah atas. ooh.., terasa begitu nikmatnya. Desahan nafasnya sudah mulai memburu tanda tante Fitri sudah mulai nafsu. Kurasakan kedua lengan Tante Fitri sudah melingkari leherku dan jemari tangannya kurasakan mengelus mesra rambut kepalaku.
Batang kejantananku terasa semakin besar lagipula karena posisi tubuh kami yang saling berdekapan erat. Menciptakan batang kejantananku yang menonjol dari balik celanaku tersebut terjepit dan menempel keras di perut Tante Fitri yang empuk. Sejenak lantas kulepaskan pagutan bibirku pada bibir Tante Fitri.
Wajahnya yang manis tersenyum padaku. Sambil aku terus menjilat permukaan perutnya terus turun dan hingga di wilayah memeknya. Wangi sekali baunya.
“Ohh apa yang bakal kau lakukan.. akh..” tanyanya seraya memejamkan mata menahan kesenangan yang dirasakannya. Beberapa saat lantas tangan tersebut malah mendorong kepalaku semakin bawah dan..,
“Nyam-nyam..” nikmat sekali kemaluan Tante Fitri. Oh, bukit kecil yang berwarna merah memicu birahiku.
Kusibakkan kedua bibir kemaluannya dan, “Creep..” ujung hidungku kupaksakan masuk ke dalam celah kemaluan yang sudah sejak tadi becek itu.
“Aaahh.. Kamu
Nakaal,” jeritnya lumayan keras. Jujur saja bentuk memeknya sangatlah indah. Bibir memeknya yang merah merekah dengan bentuk yang gemuk dan lebar tersebut membuatku semakin bernafsu saja. Bergiliran kutarik kecil kedua belah bibir kemaluan tersebut dengan mulutku.
“Ooohh lidahmu.. ooh nikmatnya Jimmy..” lirih Tante Fitri.
Sementara aku asyik merasakan bibir kemaluannya. Ia terus mendesah menikmati kegelian, serupa seorang gadis perawan yang baru menikmati seks untuk kesatu kali. Kasihan perempuan ini dan alangkah bodohnya suaminya yang melulu memandangku dari kegelapan.
“Aahh.. sayang.. Tante suka yang tersebut yaahh.. sedoot lagi dong sayang oogghh,” ia mulai tidak sedikit menguntukkan kata sayang untuk memanggilku. Sebuah panggilan yang kelihatannya terlalu mesra untuk tahap mula ini.
Lima menit kemudian...
“Sayang.. Aku hendak cicipi punya kamu juga,” katanya laksana memintaku menghentikan tarian lidah di atas kemaluannya.
“Ahh.. baiklah Tante, kini giliran Tante,” lanjutku lantas berdiri mengangkang di atas wajahnya yang masih berbaring. Tangannya langsung meraih batang kemaluan besarku dan sekejap terkejut menyadari ukurannya yang jauh di atas rata-rata.
“Okh Jim.. estetis sekali punyamu ini..” katanya padaku, lidahnya langsung menjulur kearah kepala kemaluanku yang sudah sejak tadi tegang dan amat keras itu.
“Mungkin ini nggak akan lumayan kalau masuk di.. aah mm.. nggmm,”. Penisku disedot oleh tante fitri dan sesekali dilumatnya hingga terlalu ujung batang penisku, “sluurppppp...sluurppp..” langsung mengisi rongganya yang mungil itu. Matanya menatapku dengan pandangan lucu, sedangkan aku sedang meringis menikmati kegelian yang malah semakin menciptakan senjataku tegang dan keras.
Owhwhh Enkkka Taannn Oooohhhh sedangkan ia terus menyedot batang kemaluanku Keluarmasuk mulutnya yang sekarang tampak semakin sesak. Tangan kananku meraih payudara besarnya yang menggelayut bergoyang kesana kemari. Sembari tangan sebelah kiriku memberi rabaan di punggungnya yang halus itu. Sesekali ia menggigit pelan kepala konotlku dalam mulutnya, eeehmmmmm hnya itu yang Keluar dari mulutnya. Seiring telapak tanganku yang meremas keras daging lunak di dadanya.
“Crop..” ia menerbitkan kemaluanku dari mulutnya. Aku langsung menyergap daerah memeknya dengan bukit berbulu tersebut kuserbu. Dan kusedot cairan mani yang kelihatannya sudah membanjir di bibir kemaluannya.
“Aoouuhh.. Tante nggak tahan lagi sayang ampuun.. Jimm.. hh masukin kini juga, ayoo..” pintanya seraya memegang pantatku. Segera kuarahkan kemaluanku ke selangkangannya yang tersibak salah satu pinggangku menanam posisi liang kemaluannya yang tersingkap lebar. Pelan sekali kutempelkan di bibir kemaluannya dan mendorongnya perlahan.
“Ngg.. aa.. aa.. ahahahahhh besar banget ooooooohhhhhh ia merintih, wajahnya memucat laksana orang yang terluka iris. Aku tahu bila itu ialah reaksi dari bibir kemaluannya yang terlampau rapat untuk ukuran burungku. Dan Tante Fitri adalahwanita yang kesekian kalinya menuliskan hal yang sama. Namun jujur saja, ia ialah wanita separuh baya tercantik dan terseksi dari seluruh wanita yang pernah kutiduri.
Toketnya yang membusung besar tersebut langsung kuhisap di sertai kecupan-kecupan pada kedua putingnya secara bergiliran. Sesekali aku juga berjuang mengimbangi gerakan turun naiknya diatas pinggangku dengan teknik mengusung-angkat. Dan memiringkan pinggul sampai membuatnya semakin bernafsu. Tetapi tetap mengawal ketahananku dengan menghunjamkan kemaluanku pada masing-masing hitungan kelima.
Toketnya yang membusung besar tersebut langsung kuhisap di sertai kecupan-kecupan pada kedua putingnya secara bergiliran. Sesekali aku juga berjuang mengimbangi gerakan turun naiknya diatas pinggangku dengan teknik mengusung-angkat. Dan memiringkan pinggul sampai membuatnya semakin bernafsu. Tetapi tetap mengawal ketahananku dengan menghunjamkan kemaluanku pada masing-masing hitungan kelima.
Tangannya menekanku kearah toketnya yang terus kusedot kuat. Sedangkan kontolku terus menyodok kuat liang senggamanya yang telah terasa banjir dan amat becek itu. Puting susunya yang ternyata adalahtitik nikmatnya kugigit kecil sampai wanita tersebut berteriak kecil merintih menyangga rasa nikmat paling hebat. Untung saja kamar tidur itu terletak di lantai dua yang lumayan jauh untuk mendengar teriakan-teriakan kami berdua.
Puas meremas toketnya, kedua tanganku menarik kepalanya kearah wajahku, hingga disitu mulut kami beradu. Kami saling memainkan lidah kami. Setelah itu lidahku menjalar binal di pipinya naik kearah kelopak matanya melumuri semua wajah cantik itu, dan menggigit daun telinganya. Genjotan pinggulnya semakin keras menghantam pangkal pahaku, burungku semakin terasa membentur dasar liang senggama
“Ooohh.. aa.. aahh.. aahh.. mmhh gelii oohh enaknya, Jimm.. ooh,” desah Tante Fitri.
“Yaahh enaak pun Tante.. oohh rasanya nikmat sekali, yaahh.. genjot yang keras Tante, nikmat sekali laksana ini, oohh enaakk.. oohh Tante oohh..” kata-kataku yang polos tersebut keluar begitu saja tanpa kendali.
Tanganku yang tadi sedang di atas kini berpindah meremas bongkahan pantatnya yang bahenol itu. Setiap ia menurunkan pinggulnya ke bawah dan membiarkan memeknya tersodok sodok penisku, secara otomatis tanganku meremas keras bongkahan pantatnya. Secara refleks pula kemaluannya mengapit dan berdenyut laksana menyedot batang kejantananku. DominoQQ
Hanya sepuluh menit setelah tersebut goyangan tubuh Tante Fitri terasa menegang. Aku mengerti bila itu ialah gejala orgasme yang bakal segera diraihnya.
“Jimmy.. aahh aku nngaak.. nggak kuaat aahh.. aahh.. oohh..”
“Tahaan dikittt yah Tante.. tunggu saya dulu ngg.. ooh enaknya Tante.. tahan dulu .. tidak boleh keluarin dulu..” Tapi percuma saja, tubuh Tante Fitri menegang kaku. Tangannya memegang erat erat di pundakku. Dadanya menjauh dari wajahku sampai kedua telapak tanganku semakin leluasa menyerahkan remasan pada buah dadanya.
Aku sadar sulitnya menyangga orgasme itu, sampai aku meremas keras payudaranya untuk memaksimalkan kesenangan orgasme tersebut padanya.
" Owhwhwh ooowwhh aahhhhh Taaaaannnte mmmmaaaau. " Keluaarrrr nihhh teriaknya panjang menyelesaikan babak permainan itu." Aku menikmati jepitan kemaluannya disekeliling penisku mengeras dan terasa memegang erat erat sekali.
Desiran zat cair kental terasa memancar enam kali di dalam liang kemaluannya. Hingga sekitar sepuluh detik lantas ia mulai lemas dalam pelukanku.
Sementara itu makin kuat sodokanku dan kian terdengar dengan jelas suara sodokan antara kemaluan saya dengan kemaluannya. Yang telah diairi oleh cairan dari kemaluan Tante Fitri.
“Aaakhh.. enakk!” desah Tante Fitri tidak banyak teriak.
“Tante.. saya mau Keluarnich.. eesshh..” desahku pada Tante Fitri.
“Keluarkanlah sayang.. eesshh..” jawabnya seraya mendesah.
OOhhhh Taaaaannnnn Eennnnnaakkkk teriakku agak keras dengan keluarnya spermaku dan menyembur di dalam kemaluan Tante Fitri.
“Hemm.. hemm..” suara itu lumayan mengagetkanku. Ternyata suaminya yang sejak tadi melulu menonton sekarang telah bangkit dan melepas kimononya. “Sekarang giliranku, terima kasih kau sudah membangkitkanku kau boleh meninggalkan kami sekarang,” katanya seraya menyerahkan segepok duit padaku.
Aku segera menguntukkan pakaianku, dan melangkah keluar. Tante Fitri mengantarkanku kepintu seraya sambil menghadiahkanku suatu kecupan kecil. Katanya “Terima kasih yach.. kini giliran suamiku, sebab ia perlu melihat permainanku dengan orang beda sebelum ia melakukannya.”
“Terima kasih kembali, bila Tante perlu saya lagi hubungi saya saja,” jawabku sambil menjawab kecupannya dan melangkah keluar.
“Akh.. alangkah beruntungnya aku bisa ‘order’ melayani wanita laksana Tante Fitri,” pikirku puas. Ternyata ada pun suami yang rela mengorbankan istrinya untuk digauli orang beda untuk mengisi hasratnya.
0 Komentar